Hendri Kampai: Indonesia Gelap, Gerakan Ketidakpercayaan Mahasiswa dan Rakyat terhadap Pemerintah 

    Hendri Kampai: Indonesia Gelap, Gerakan Ketidakpercayaan Mahasiswa dan Rakyat terhadap Pemerintah 

    PEMERINTAHAN - Indonesia tengah menghadapi fase kritis dalam sejarah demokrasinya. Di berbagai sudut negeri, muncul gelombang ketidakpercayaan terhadap pemerintah yang semakin menguat, terutama di kalangan mahasiswa dan rakyat biasa. Mereka menilai bahwa janji-janji kesejahteraan, keadilan, dan transparansi semakin jauh dari kenyataan. Gerakan ini bukan sekadar aksi protes biasa, melainkan sebuah refleksi dari kekecewaan mendalam terhadap kebijakan yang dianggap tidak berpihak kepada kepentingan rakyat. 

    Fenomena #Indonesia Gelap
    Istilah #Indonesia Gelap mencerminkan keadaan di mana rakyat merasa kehilangan arah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bukan dalam arti fisik, melainkan simbol dari ketidakpastian yang menghantui berbagai aspek kehidupan—ekonomi yang semakin sulit, kebebasan berpendapat yang terancam, dan kebijakan yang cenderung menguntungkan segelintir elite. 

    Bagi mahasiswa, kondisi ini menjadi bahan refleksi mendalam. Sebagai kelompok yang secara historis memiliki peran penting dalam perubahan sosial-politik, mereka melihat situasi ini sebagai ancaman nyata bagi masa depan bangsa. Semangat perjuangan 1998, di mana mahasiswa menjadi aktor utama dalam menumbangkan rezim otoriter, kembali menghidupkan perdebatan: apakah demokrasi yang diperjuangkan telah benar-benar membawa kesejahteraan atau justru memperparah ketimpangan? 

    Ketidakpercayaan yang Mengakar
    Ketidakpercayaan mahasiswa dan rakyat terhadap pemerintah bukan muncul secara tiba-tiba. Ada sejumlah faktor yang memicunya, di antaranya: 

    1. Ketimpangan Sosial-Ekonomi yang Meningkat: Kesulitan ekonomi semakin nyata dirasakan oleh masyarakat bawah. Sementara harga kebutuhan pokok melonjak, upah stagnan, dan pengangguran meningkat, pemerintah justru tampak lebih sibuk mengurus kepentingan politiknya sendiri. Rakyat kecil semakin terjepit, sementara kelompok elite ekonomi dan politik semakin menikmati keuntungan. 

    2. Melemahnya Kebebasan Berpendapat: Dalam beberapa tahun terakhir, kebebasan berekspresi mengalami tekanan luar biasa. Kritik terhadap pemerintah sering kali direspons dengan tindakan represif, baik melalui regulasi maupun aksi langsung yang membungkam suara-suara kritis. Banyak aktivis dan akademisi yang mengalami intimidasi, bahkan kriminalisasi hanya karena menyuarakan kebenaran. 

    3. Korupsi yang Tak Berujung: Kasus korupsi yang terus bermunculan semakin memperburuk kepercayaan rakyat terhadap pemerintah. Ketika masyarakat diminta untuk berhemat dan berkorban, justru banyak pejabat yang tertangkap tangan menikmati uang negara. Ironisnya, hukum tampak tajam ke bawah tetapi tumpul ke atas—rakyat kecil dihukum berat, sementara para pejabat korup mendapat perlakuan istimewa. 

    4. Manipulasi Demokrasi: Demokrasi yang diperjuangkan dengan darah dan air mata kini terasa semakin jauh dari harapan. Proses politik yang seharusnya transparan justru dikuasai oleh oligarki. Pemilu yang seharusnya menjadi ajang partisipasi rakyat malah dipenuhi dengan manipulasi, politik uang, dan praktik kecurangan yang mencederai esensi demokrasi itu sendiri. 

    Mahasiswa: Harapan di Tengah Kegelapan
    Dalam sejarah Indonesia, mahasiswa selalu menjadi katalisator perubahan. Dari era Orde Lama, Orde Baru, hingga Reformasi 1998, mahasiswa selalu berada di garis depan dalam memperjuangkan keadilan dan kebenaran. Kini, dengan kondisi yang semakin memburuk, mahasiswa kembali turun ke jalan, mengorganisir gerakan, dan menuntut perubahan. 

    Namun, perjuangan kali ini berbeda. Lawan yang dihadapi tidak hanya penguasa yang represif, tetapi juga sistem yang semakin canggih dalam mempertahankan status quo. Media sosial, yang dulu menjadi alat perjuangan rakyat, kini banyak dimanfaatkan oleh pihak berkuasa untuk menyebarkan narasi yang mendukung kepentingan mereka. Informasi yang disaring dan dimanipulasi membuat perjuangan semakin berat. 

    Arah Gerakan: Reformasi atau Revolusi?
    Gerakan mahasiswa dan rakyat saat ini berada di persimpangan jalan. Apakah mereka hanya menuntut reformasi kebijakan, atau justru perubahan yang lebih radikal? Pertanyaan ini menjadi perdebatan serius di kalangan aktivis dan intelektual. 

    Sebagian berpendapat bahwa solusi terbaik adalah mendorong reformasi melalui mekanisme yang ada, seperti tekanan politik, aksi protes damai, dan kampanye kesadaran publik. Namun, ada pula yang meyakini bahwa perubahan sistemik hanya bisa dicapai dengan gerakan revolusioner yang lebih radikal, seperti yang terjadi di berbagai negara ketika rakyat tidak lagi memiliki kepercayaan terhadap pemerintahan yang ada. 

    Masa Depan Indonesia di Tangan Rakyat
    Indonesia saat ini berada dalam situasi yang penuh ketidakpastian. Gerakan ketidakpercayaan terhadap pemerintah bukan sekadar tren sesaat, melainkan sebuah refleksi dari ketidakadilan yang terus terjadi. Di tengah gelapnya situasi ini, harapan tetap ada pada rakyat dan mahasiswa yang terus berjuang. 

    Perubahan tidak akan terjadi dengan sendirinya. Diperlukan keberanian, solidaritas, dan strategi yang tepat untuk memastikan bahwa suara rakyat tidak hanya didengar, tetapi juga diwujudkan dalam kebijakan yang berpihak kepada kepentingan banyak orang. Jika sejarah telah membuktikan bahwa mahasiswa dan rakyat bisa mengubah nasib bangsa, maka kini adalah saatnya untuk kembali membuktikan bahwa kekuatan sejati ada di tangan rakyat.

    Jakarta, 21 Februari 2025
    Hendri Kampai
    Ketua Umum Jurnalis Nasional Indonesia/JNI/Akademisi

    indonesia gelap hendri kampai demo mahasiswa
    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    Hendri Kampai: Jangan Mengaku Jurnalis Jika...

    Artikel Berikutnya

    Hendri Kampai: Mencerdaskan Kehidupan Bangsa...

    Komentar

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Presiden Petisi Ahli Apresiasi Permintaan Maaf Band Sukatani kepada Polri
    Ribuan Mahasiswa BEM-SI Gelar Demonstrasi di Jakarta Tolak Asas Dominus Litis
    Dalam Patroli Prekat Siang Hari, Personil Polsek Rengasdengklok Berikan Himbauan Kepada Petugas Alfamart
    Polsek Rengasdengklok Giat Pengamanan Dan Pengawalan Keberangkatan Suporter Viking Vans Menuju Stadion GBLA
    Bhabinkamtibmas Desa Rengasdengklok Selatan Lakukan Sambang Warga Terkait Cooling System

    Ikuti Kami